Minggu, 04 November 2012

Laksana menggenggam bara dalam genggaman



Dunia yang semakin hari semakin menua
Dunia ibarat kitab suci Al-Qur’an yang
sedang di baca oleh Sang Maha Pencipta
Entah, hari ini ada di dalam surat dan ayat
berapa?

Karena kehidupan ini semuanya sudah
tergores dalam mushaf suci-Nya
Jika Sang Pencipta, telah usai membacanya
Maka bisa dikatakan dunia cukup sampai di
sini

Zaman ini bukan lagi zaman kita
Kemenangan kita yang dulu, masih sangat
kita rindukan
Bisa dikatakan zaman ini zaman barat
Perang pemikiran dan penjajahan masih
memendamkan kita

Umat kita banyak tapi seperti buih di lautan
Keimanan kian menipis
Sehingga budaya mereka menjadi
kebutuhan hidup sehari-hari kita
Walau negara kita mayoritas Rahmatan Lil Alamin

Namun pada kenyataannya hanya sebatas
identitas kartu penduduk
Di mana shalat, suatu hal yang sepele
Di mana puasa, suatu hal yang
membosankan
Di mana aurat, suatu hal yang wajib
dipertontonkan
Di mana Al-Quran, hanya sebagai penghias ruangan

Betapa menderitanya perjuangan-
perjuangan umat terdahulu
Namun tak terbayar, karena kita masih
terpendam dalam angan-angan semu
Budaya mereka menghantam sendi-sendi syaraf kita

Perang yang dilancarkan menutup mata dan hati kita
Kepada saudara-saudara kita di luar sana
Mereka yang tetap konsisten menjaga
prinsip Rahmatan Lil Alamin

Layaknya menggenggam bara api di tangan
Seakan ingin dilepas, karena panas
meremas tangan mereka
Namun mereka mencoba untuk teguh
Selalu berharap lindungan dan kekuatan
Kepada Zat yang menciptakan mereka

Mereka sadar, bahwasanya jalan saat ini
adalah jalan yang jauh
Jalan panjang yang ditaburi dengan
halangan dan rintangan, rayuan dan
godaan

Jiwa-jiwa yang ikhlas, itqan dalam bekerja,
Berjuang dan beramal, dan tahan akan
berbagai tekanan
Adalah sebuah modal mereka, untuk tetap
menggenggam bara api di tangannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar